Membaca Ulang Kritik Ideologi

KRITIK IDEOLOGI:Menyingkap Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan Bersama Jurgen Habermas
Siapa yang tak mengenal Jurgen Habermas? Merupakan filsuf Jerman terpenting dewasa ini. Fakultas-fakultas Eropa kontinental juga sering membicarakan tulisan-tulisannya lebih dari 20 tahun. Tidak diragukan lagi bukan?
Menurut saya membicarakan Habermas bukan pekerjaan yang mudah, membaca bukunya juga perlu dibaca secara berulang-ulang bukan karena bahasanya yang tidak mudah dipahami karena saya juga berpikir keras untuk mengaplikasikannya dalam masyarakat. Tak berhenti disitu Habermas  juga memiliki gagasan-gagasan biasanya tidak mudah diutarakannya secara langsung, melainkan selagi membahas pikiran orang lain.
Dengan sangat leluasa ia memiliki kesempatan emas berdialog dengan Thomas Aquinas dan Kant, dengan Fichte, Hegel, Marx dan Comte, dengan Freud dan Dilthey, dengan Pierce, Kohlberg dan banyak tokoh lain. Itulah mengapa saya mengatakan bahwa membaca tulisan Habermas begitu berat.
“Teori Kritis Masyarakat”, itulah nama mereka, mulai dikenal public dalam tahun enam puluhan karena beberapa dalam pemikirannya terutama melalui slogan-slogan yang tajam salah satu anggotanya, Herbert Marcuse, menjadi pekik perjuangan para mahasiswa “Kiri Baru” pada masa tahun-tahun itu.
Pemisahan pengetahuan dari kepentingan manusiawi itu berwujud pada pemisahan teori dan praxis. Kata Habermas”Represi atas kepentingan itu bagian dari kepentingan ini sendiri”. Bahkan dalam tafsiran saya Habermas menyampaikan dalam buku ini bahwa dengan teori, manusia memperoleh suatu orientasi agar bertindak secara tepat. Dengan kata lain saat kita membaca buku sejarah zaman Yunani purba, pengetahuan tidak bisa lepas dari kehidupan yang konkret.
Saya risau jika tidak mengartikan kata-kata yang digunakan Habermas dalam buku ini seperti halnya dalam pembahasan tentang pertautan pengetahuan dan kepentingan, bagaimana Habermas mengkritik yang dilakukan Hegel atas Kant sebagai usaha radikalisme kritik, Metakritik Marx atas Hegel, sampai berakhirnya epistemology dalam positivism Comte dan Marx. Barangkali Habermas ingin menyampaikan bahwa, dengan mengklaim kesadaran kritis maka akan mencapai pengetahuan yang absolut, fenomenologi bukannya meradikalkan epistemology melainkan menyudahinya.
Saya terkesan saat Habermas mengkritik tentang kepentingan teknis ilmu-ilmu empiris-analitis dare Peirce, seperti dikatakan Pierce bahwa proses penelitian ilmiah tak dapat dilepaskan  dari kehidupan konkret sehari-hari karena kegiatan ilmiah adalah satu kegiatan hidup itu sendiri. Saya pikir dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud disini adalah kita mengatus tindakan kita untuk mengatasi peristiwa-peristiwa yang menghadang. Sebagian besar dare tindakan itu juga merupakan dare tindakan kita yang merupakan hasil consensus yang dicapai secara individu.
Di buku ini, Habermas menyoroti Peirce sampai ke dalam logika penelitian Peirce. Habermas mengatakan”syarat-syarat kemungkinan dare suatu kemajuan ilmu pengetahuan yang dilembagakan”. Seperti yang disinggung di atas Peirce tidak menyelidiki struktur logis dare sebuah teori sebagaiman yang dilakukan dalam lembaga formal.
Habermas juga menyatakan bahwa Peirce memiliki konsep tertentu mengenai sebuah kenyataan. Jika kenyataan dapat dipahami melalui proses belajar, tentulah kenyataan ini bukan fakta yang tak bisa ditafsirkan dalam bahasa idealisnya yang saya baca adalah das Ding an sich.  Bagaimana jawaban Habermas? Telah saya lihat peirce menolak adanya das Ding an sich, karena itu menolak adanya sesuatu yang independen.
Tak hanya Pierce, Jurgen Habermas juga menyoroti Marx dan Comte, dengan Freud dan Dilthey. Bagian nuku ini merupakan sebuah upaya untuk menyelami pemikiran-pemikiran Habermas, fdengan membongkar kepentingan teknis ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu kemanusiaan, dan kepentingan emansipatoris ilmu-ilmu krits, seperti teori-teori marxis dan psikoanalisis Freud. Dengan jalan ini Habermas menerobos jalan pembaharuan teori kritik masyarakat dengan paradigm komunikasi.
Kelebihan buku ini sejauh saya ketahui, merupakan buku pertama yang mengulas secara mendalam tentang pemikiran Jurgen Habermas tentang penegembangan sebuah teori  kritis masyarakat secara cukup rinci dan mendalam, sampul buku juga mendukung tentang kritisnya teori Jurgen habermas.
Kekurangan buku ini, Bahasa yang digunakan membuat pembaca harus membaca secara urut per bagian serta menurut saya idak mudah jikalau hanya sekali membaca dibutuhkan waktu berulang-ulang agar mengetahui teori-teori kritis dare Jurgen Habermas.


Judul buku : Kritik Ideologi, Menyingkap Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan Bersama Jurgen Habermas
Penulis    : F. Budi Hardiman
Penerbit  : PT Kanisius, Yogyakarta, 2009
Tebal   : 236 halaman
Peresensi: Mifta Kharisma


Post a Comment

0 Comments